Translate

Senin, 05 November 2018

Hama Kutu Kebul terhadap Tanaman Terung


MAKALAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
PENGENDALIAN HAMA KUTU KEBUL PADA TANAMAN TERONG


Description: C:\Users\Zayyinah\Documents\IMG_20150928_053853.jpg
 











Disusun oleh :
KELOMPOK 5
1.      Ririn Putri Ayu Dewi              170321100026
2.      Moh. Faes                               170321100036
3.      Zainatul Laili                           170321100059
4.      Febi Anugraini                        170321100067
5.      Sarah Safira                             170321100076


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2018

DAFTAR ISI





BAB I PENDAHULUAN

 

1.1. Latar Belakang

Suatu tanaman akan tumbuh dengan baik jika tidak ada yang mengganggunya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada kehidupan lain di sekitar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Ada dari faktor manusia, hewan, tumbuhan lain, dan faktor lingkungan. Salah satu faktor yang memperhambat pertumbuhan tanaman adalah adanya hama yang meyerang suatu tanaman. Hama merupakan binatang yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, merusak tanaman, bahkan mematikan tanaman yang diserang, dan dapat menurunkan nilai ekonomis tanaman bagi para petani.

Menurut Hariyanto, et al (2016), sangatlah penting mengenali hama dan penyakit tanaman sebagai dasar pengetahuan untuk melindungi tanaman yang disebabkan oleh patogen. Salah satu hama yang akan dibahas adalah hama kutu kebul yang menyerang tanaman terong.  Suatu hama dalam menyerang suatu tanaman akan bermacam-macam dampaknya. Serangan hama akan menimbulkan suatu gejala pada tanaman inangnya dan jika gejala tersebut dapat dideteksi, maka akan bisa dilakukan pengendalian terhadap hama yang menyerang tanaman tersebut. Pengendalian hama biasa dilakukan terhadap hama yang dominan atau hama utama tanaman. Namun, jika pengendalian hama dan penyakit hanya mengandalkan satu komponen saja, terutama menggunakan pestisida itu akan berpotensi merusak lingkungan. Jadi, dengan beberapa pertimbangan, siatem pengendalian OPT harus tetap mengarah dan berpegang pada prinsip bahwa pengendalian pada suatu wilayah adalah efektif dan efisien serta blingkunganlingkungan (Erlinda et al, 2015).

Konsepsi pengendalian hama terpadu (PHT) merupakan konsepsi pengendalian yang dikombinasikan dari berbagai cara dan dikembangkan secara luas yaitu sebagai suatu sistem pengelolaan  populasi hama yang menggunakan semua teknik yang sesuai dan kompatibel (saling mendukung) untuk menurunkan populasi sampai di bawah ambang kerugian ekonomi (Khalid dan Yusuf, 2009). PHT adalah cara pendekatan tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada dasar pertimbanag ekologi dan efisiensi ekonomi dalam  rangka pengelolaan agroekosistem  yang berwawasan lingkungan berkelanjutan (Untung, 2007).

Jadi, pengetahuan  seorang petani atau seseorang yang memiliki tanaman peliharaan harus benar-benar memahami. Oleh karena itu, akan dibahas contoh bagaimana memahami jenis hama, gejala yang ditimbulkan, serta  cara pengendalian yang tepat yaitu pada tanaman terong yang terserang hama kutu kebul.

 

1.2.        Rumusan Masalah

a.      Bagaimana klasifikasi hama kutu kebul yang menyerang tanaman terong?
b.      Bagaimana gejala yang ditimbulkan dari serangan kutu kebul?
c.       Bagaimana upaya pengendalian hama kutu kebul terhadap tanaman terong?

1.3.        Tujuan

a.        Mengetahui klasifikasi hama kutu kebul yang menyerang tanaman terong.
b.        Mengetahui bagaimana gejala yang ditimbulkan dari serangan kutu kebul.
c.        Mengetahui bagaimana upaya pengendalian terhadap hama kutu kebul yang menyerang tanaman terong.



BAB II PEMBAHASAN


2.1. Klasifikasi

Klasifikasi dan Morfologi Kutu Kebul
Kingdom        : Metanozoa
Phylum           : Arthropoda
Sub-phylum   : Unimaria
Class               : Insecta
Ordo               : Hemiptera
Sub-Ordo       : Sternorrhyncha
Superfamily   : Aleyrodoidea
Family            : Aleyrodidae
Genus             : Bemisia
Species            : Bemisia tabaci

2.2. Dampak Serangan
Serangan kutu kebul mengakibatkan dampak secara langsung maupun tidak langsung, yaitu :
1.      Dampak Langsung : Gejalanya daun tanaman menjadi keriting, klorosis (menguning), belang (mosaik) pada daun akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan tidak produktif.
2.      Dampak Tidak Langsung : Kutu kebul menjadi penyebar virus penyakit kuning (Gemini virus). Virus Gemini atau penyakit kuning iniditularkan atau penyakit kuning ini ditularkan secara persisten (tetap) artinya sekali kutu kebul makan tanaman yang mengandung virus kuning, maka selama hidupnya dapat menularkan virus kuning.

2.3. Gejala Serangan

Gejala serangan kutu kebul
1.      Daun melengkung ke atas, melintir hingga keriput
2.      Daun seringkali menjadi layu, menguning,dan akhirnya rontok
3.      Akan muncul bintik-bintik pada daun
4.      Tanaman akan menjadi kerdil akibat dari pertumbuhan yang terhambat
5.      Percabangan dan tunas pada tanaman yang terserang tidak akan dapat berkembang
6.      Tanaman yang terserang akan mengalami panen dengan hasil rendah hingga gagal panen akibat tanaman gagal berbunga yang mengakibatkan produktivitas menurun


2.4. Pengendalian

Cara Pengendalian :
1.      Aplikasi system air curah (Sprinkler Irrigation)
System air curah ini terbukti sangat efektif dalam mengendalikan kutu kebul meski tanpa penggunaan insectisida. Percikan air dari springkler membuat kutu kebul tercuci dan dapat merusak telur-telur yang ada pada permukaan daun. Teknik ini sangat direkomendasikan karena selain menekan biaya untuk pestisisa juga ramah lingkungan tentunya.
2.      Aplikasi perangkap kuning (Yellow Trap)
Aplikasi atau penggunaan perangkap kuning atau yellow trap dilakukan dengan memasang papan kayu yang di cat kuning dan telah diolesi dengan oli. Serangga kutu-kutuan seperti kutu kebul secara alami tertarik pda warna kuning. Jika anda ingin lebih hemat, anda bisa menggunakan kertas yang berwarna kuning lalu diolesi oli.

3.      Aplikasi tanaman penghalang (Barrier)
Teknik ini bertujuan untuk menghalangi serangga vector dan penyakit lain agar tidak dapat masuk ke tanaman budidaya utama. Tanaman barrier yang biasa digunakan adalah jagung. Dikarenakan jagung mempunyai bulu-bulu yang dapat membuat kutu kebul dating bertelur disana dan tidak masuk ketanaman utama.




BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan

Salah satu faktor yang memperhambat pertumbuhan tanaman adalah adanya hama yang meyerang suatu tanaman. Hama merupakan binatang yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, merusak tanaman, bahkan mematikan tanaman yang diserang, dan dapat menurunkan nilai ekonomis tanaman bagi para petani. Kutu kebul termasuk dalam kingdom Metanozoa dengan class Insecta dan ordo Hemyptera. Dampak serangan kutu kebul terhadap tanaman terong terbagi menjadi dua, yaitu dampak secara langsung dan dampak secara tidak langsung. Kemudian terdapat beberapa gejala serangan serta cara pengendalian hama kutu kebul pada tanaman terong.




DAFTAR PUSTAKA


Damayanti, Erlinda, et all. 2015. Perkembangan Populasi Larva Penggerek Batang dan Musuh Alaminya Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.). Jurnal HPT Vol 3 No 2. ISSN 2338-4336.
Khalid, J. dan Jusuf A. 2009. Modul Pelatihan 4 Pengendalian Hama Terpadu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nanggroe Aceh Darussalam. Badan Penelitian dan Pengembangan.
Triwibowo, Hariyanto, et all. 2014. Identifikasi Hama dan Penyakit Shorea Leprosula Miq Di Taman Nasional Kutai Resort Sangima Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal AGRIVOR Vol XIII No 2. ISSN 1412-6885.
Untung, K. 2007. Kebijakan Perlindungan Tanaman. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hlm. 35-52.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar