MAS ZAINAL, PENJUAL
SEMPOL DEPAN TOKO WN
Di sepanjang
jalan Telang, Bangkalan, tepatnya di sekitar lingkungan kampus Universitas
Trunojoyo Madura terdapat banyak sekali penjual yang menjajakan barang
dagangannya. Lingkungan kampus memang menjadi salah satu peluang bisnis atau
usaha bagi para pebisnis atau penjual untuk meraut keuntungan karena banyak
mahasiswa yang membutuhkan berbagai kebutuhan. Para pedagang menjual mulai dari
warung makanan, camilan, berbagai jenis minuman, warung kopi, kebutuhan sandang
dan papan (kos), serta kebutuhan perkuliahan. Salah satu dari banyaknya penjual
adalah Muhammad Zainal, usia 21 tahun asal kota Malang. Seorang penjual
gorengan semacam pentol goreng dikepal pada tusuk dari bambu yang panjang yang
dibalut dengan tepung dan sebelum digoreng bisa dicelupkan di telur, yang biasa
disebut sempol. Ia tinggal hanya berdua bersama ibunya (usia 48 tahun). Meskipun
hanya berdua, akan tetapi mereka sangat bahagia dan tetap mensyukuri segalanya.
Zainal sudah
berjualan sempol selama 1 tahun. Selama menjalankan usahanya, Zainal mengalami
berbagai keadaan. Ia pernah hampir
putus asa
karena jualannya tidak laku dan pernah tidak memiliki uang sepeser pun,
sehingga membuatnya terpaksa berhutang untuk menyambung hidupnya. Meskipun
banyak tantangan yang dialami, tetapi ia dan ibunya tetap sabar dan tips dari
mereka yaitu untuk mengambil air wudlu dan menunaikan ibadah sholat yang dapat menenangkan
hati dan pikiran.
Selama ia menjalankan usahanya,
sosok ibunya lah yang selalu mendampinginya dan mendukungnya, terutama dalam
menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi. Sebelum berjualan sempol, ia pernah
berjualan mie ayam dan bakso di kota asal. Zainal kini berencana untuk mengembangkan usahanya, akan
tetapi ia lebih berencana untuk meneruskan usaha yang dulu yaitu menjual mie
ayam dan bakso. Rencananya, ia akan pulang terlebih dulu ke Malang untuk
mengambil segala perlengkapan jualan yang dulu. Setelah pulang, ia akan membuka
warung mie ayam dan bakso di daerah Telang. Namun, bisa saja ia tidak
meninggalkan untuk penjualan sempolnya juga.
Semua usaha keras dan keyakinan yang
dimiliki Zainal dan ibunya telah menghantarkannya untuk lebih mengembangkan usahanya.
Ia percaya bahwa usahanya akan laris manis dengan melihat pangsa pasar yang
semakin berpeluang besar yang ada di sekitar lingkungan kampus. Karena juga
mengingat akan semakin bertambahnya konsumsi mahasiswa UTM dalam memenuhi
kepuasan kebutuhannya. Segala pengalaman pahit dalam berbisnis atau berjualan
yang telah dikantonginya, telah dijadikan sebagai pembelajaran saat menjalankan
usahanya kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar