Translate

Minggu, 17 Juni 2018

MAKALAH SOSIOLOGI UMUM PROSES PERUBAHAN SOSIAL


MAKALAH SOSIOLOGI UMUM
PROSES PERUBAHAN SOSIAL

IMG-20170919-WA0045.jpg
 







DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

NAMA ANGGOTA:
RIKA SULISTYOWATI                            170321100009
MAULI SOFI AGUSTI                    170321100013
NADIATUL HIKMAH                     170321100027
MIFTAKHUL JANNAH                           170321100049
FEBI ANUGRAINI                          170321100067
FEBRIYANTI A.NABILA               170321100073
M.ALI MANSHUR SHIDDIQ                   170321100075
SLAMET HERMANTO                            170321100081


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2017


KATA PENGANTAR


                Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
            Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                    Bangkalan, 25 November 2017


DAFTAR ISI





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

                Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan yang mencolok maupun perubahan yang kurang menarik, serta ada pula perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Seseorang yang tidak sempat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di Indonesia misalnya akan berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis, tidak maju, dan tidak berubah. Pernyataan demikian didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja kurang mendalam dan kurang teliti karena tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang masa. Orang-orang desa sudah mengenal perdagangan, alat-alat transpor modern, bahkan dapat mengikuti berita-berita mengenai daerah lain melalui radio, televisi, dan sebagainya yang kesemuanya belum dikenal sebelumnya.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat meliputi perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala yang normal. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial dan ada pula faktor-faktor yang menghalangi terjadinya perubahan sosial. Pengaruh perubahan sosial sendiri bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun, dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepat sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya, yang sering berjalan secara konstan. Ia memang terikat oleh waktu dan tempat, akan tetapi, karena sifatnya yang berantai, perubahan terlihat berlangsung terus, walau diselingi keadaan dimana masyarakat mengadakan reorganisasian unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan. Dari beberapa penjelasan di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas lebih dalam tentang proses perubahan sosial.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian dari perubahan sosial?
b. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial dan pengaruhnya?
c. Apa hubungan perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan?
d. Bagaimana proses perubahan sosial dan kebudayaan?

1.3 Tujuan

a.  Mengetahui pengertian dari perubahan sosial.
b.  Mengetahui hubungan antara perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan.
c.  Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan sosial dan pengaruhnya.
d.  Mengetahui bagaimana proses perubahan sosial dan budaya.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perubahan Sosial

Para sosiolog maupun antropolog telah banyak mempersoalkan mengenai pengertian perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan. Menurut Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalm struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik. William F. Ogburn juga mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
Pengertian tentang perubahan sosial juga dikemukakan oleh Gillin dan Gillin. Kedua ahli ini mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat (Soekanto, 1990). Pengertian yang dikemukakan oleh Gillin dan Gillin ini menunjuk pada dinamika masyarakat dan reaksinya terhadap lingkungan sosialnya baik menyangkut tentang cara ia hidup, kondisi alam, cara ia berkebudayaan, dinamika kependudukan maupun filsafat hidup yang dianutnya setelah ia menemukan hal-hal baru dalam kehidupannya.
Pendapat Gillin dan Gillin ini tidak berbeda jauh dengan pendapat Koenig yang mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Urbanisasi adalah bagian dari kompleksitas perubahan-perubahan sosial seperti yang dikemukakan oleh Ogburn, Gillin dan Gillin di atas. Kondisi-kondisi ekonomis, geografis, komposisi penduduk, ideologis, biologis, temuan-temuan baru dan lain-lain mendorong orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Perubahan sosial yang didefinisikan oleh Koenig sebagai modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia, termasuk dalam terminologi urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota. Adanya perubahan pola kehidupan kota mempengaruhi pola kehidupan desa. Dengan kata lain dalam hubungan timbal balik, penetrasi budaya kota-desa atau sebaliknya sebagai akibat dari kemajuan komunikasi, transportasi dan ilmu pengetahuan serta teknologi, pola kehidupan masyarakat desa dan kota mengalami modifikasi yang sangat signifikan. Peralihan pekerjaan dari sebelumnya petani menjadi pekerja industri atau karyawan pabrik mengubah cara orang desa yang berpindah ke kota itu bersikap dan bertingkah laku.
Pengertian perubahan sosial menurut Soemardjan ini tidak berbeda jauh dengan Kingsley Davis yang mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat (Soekanto, 1990). Ketika struktur masyarakat berubah, maka fungsi dan peran, pola pikir dan pola sikap masyarakat pun berubah. Pengertian perubahan sosial menurut Soemardjan dan Davis ini erat sekali kaitannya dengan pandangan klasik Durkheim (Kamanto, 2000) tentang perkembangan masyarakat dari sistem yang berkarakteristik mekanik (yang penuh kekeluargaan, keintiman, masing-masing orang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa memerlukan bantuan orang, belum adanya spesialisasi pekerjaan, adanya kesadaran kolektif bersama) ke sistem masyarakat yang berkarakteristik organik. Masyarakat organik ini sudah maju di mana setiap orang bekerja sesuai dengan keahliannya dan saling bergantung satu sama lain, adanya norma hukum yang telah disepakati, terbentuknya ikatan-ikatan atas dasar profesi atau pekerjaan, hubungan antara manusia berdasarkan kepentingan,dan sebagainya.

2.2 Hubungan antara Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan

Teori-teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan perbedaan antara perubahan-perubahan sosial dengan perubahan-perubahan sosial. Perbedaan demikian tergantung dari adanya pebedaan pengertian tentang masyarakat dan kebudayaan apabila perbedaan pengertian tesebut dapat dinyatakan dengan tegas, maka dengan sendirinya perbedaan antara keduanya dapat dijelaskan. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas. Sudah tentu ada unsur-unsur kebudayaan yang dapat dipisahkan dari masyarakat, tetapi perubahan-perubahan dalam kebudayaan tidak perlu mempengaruhi sistem sosial. Seorang sosiolog akan lebih memperhatikan perubahan kebudayaan yang bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial, serta mempengaruhinya. Pendapat tersebut dapat dikembalikan pada pengertian sosiolog tersebut tentang masyarakat kebudayaan.
Sebenarnya di dalam kehidupan sehari-hari, seringkal tidak mudah untuk menentukan letak garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan karena tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma dam suatu masyarakat. Dengan demikian walaupun secara teoritis dan analitis pemisahan antara pengertian-pengertian tersebut dapat dirumuskan, di dalam kehidupan nyata, garis pemisah tersebut sukar dapat dipertahankan. Hal yang jelas adalah perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama, yaitu kedua bersangkut-paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhanya. Contoh bahwa perubahan kebudayaan tidak menyebabkan terjadinya perubahan sosial yaitu perubahan-perubahan dalam model pakaian dan kesenian  dapat terjadi tanpa memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan atau sistem sosial. Namun sukar pula dibayangkan terjadinya perubahan-perubahan sosial tanpa didahului oleh suatu perubahan kebudayaan. Lembaga-lembaga kemayarakatan seperti keluarga, perkawinan,  hak milik, perguruan tinggi, atau negara tidak akan mengalami perubahan apapun apabila tidak dihaului oleh suatu perubahn fundamental di dalam kebudayaan. Suatu perubahan sosial dalam bidang kehidupan tertentu tidk mungkin berhenti pada sau titik karena perubahan di bidang lain akan segera mengikutinya. Hal ini disebabkan karena struktur lembaga-lembaga kemasyarakatan sifatnya saling menjalin. Apabila suatu negara mengubah undang-undang dasarnya atau bentuk pemerintahanya, perubahan yang kemudian terjadi tidak hanya terbatas pada lembaga-lembaga politik saja.

2.3 Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan

Perubahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk yaitu sebagai berikut :
a. Perubahan lambat dan perubahan cepat
Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama dan rentetan-rentetan perubahan-perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi. Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan, kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Rentetan perubahan-perubahan tersebut tidak perlu sejalan dengan rentetan peristiwa-peristiwa di dalam sejarah masyarakat yang bersangkutan.
Sementara itu perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat dinamakan revolusi. Unsur-unsur pokok revolusi adalah adanya perubahan yang cepat dan perubahan tersebut mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok masyarakat di dalam revolusi perubahan-perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu atau tanpa rencana. Ukuran kecepatan suatu perubahan yang dinamakan revolusi, sebenarnya bersifat relatif karena revolusi dapat memakan waktu yang lama.
b.  Perubahan kecil dan perubahan besar
Membedakan pengertian antara perubahan kecil dan perubahan besar memang sedikit sulit karena batas-batas pembedanya sangat relatif. Dapat dikatakan bahwa perubahan kecil merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa  pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Misalnya pada perubahan mode pakaian. Hal ini tidak akan membawa pengaruh apa-apa bagi masyarakat secara keseluruhan karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada kelembagaan masyarakat. Sedangkan perubahan besar akan sangat berpengaruh terhadap masyarakat seperti proses industrialisasi pada masyarakat agraris yang mana akan mempengaruhi lembaga kemasyarakatan misalnya hubungan kerja, sistem miik tanah, hubungan kekeluargaan, stratifikasi masyarakat, dan seterusnya.
c. Perubahan yang dikehendaki (Intended-Change) atau direncanakan (Planned-Change) dan perubahan yang tidak dikehendaki (Unintended-Change) atau tidak direncanakan (Unplanned-Change)
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan agent of change. Suatu perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan selalu berada di bawah pengendaian serta pengawasan agent of change tersebut. Cara-cara memengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu dinamakan perencanaan sosial (sosial planning). Perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan merupakan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.
Apabila di antara kedua perubahan sosial tersebut terjadi bersamaan, maka perubahan tersebut mungkin mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan-perubahan yang dikehendaki. Perubahan yang dikehendaki merupakan suatu teknik sosial yang  oleh Thomas dan Znaniecki ditafsirkan sebagai suatu proses yang berupa perintah dan larangan. Artinya menetralisir suatu keadaan krisis dengan suatu akomodasi (khususnya arbitrasi) untuk melegakan hilangnya keadaan yang tidak dikehendaki atau berkembangnya suatu keadaan yang dikehendaki. Legalisasi tersebut dilaksanakan dengan tindakan-tindakan fisik  yang bersifat arbitratif.

2.4 Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya

Perubahan sosial disebabkan oleh  beberapa faktor yaitu ada yang bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri dan juga bersumber dari luar masyarakat. Faktor yang bersumber dari dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Bertambah atau berkurangnya penduduk
b. Penemuan-penemuan baru
c. Pertentangan (Conflict) masyarakat
d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Sedangkan faktor terjadinya perubahan sosial dan budaya yang bersumber dari luar masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia
b. Peperangan
c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Selain adanya beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan budaya, berikut juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan adalah sebagai berikut:
a. Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
1) Kontak dengan kebudayaan lain
2) Sistem pendidikan yang maju
3) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju
4) Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang
5) Sistem lapisan masyarakat yang terbuka
6) Penduduk yang heterogen
7) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
8) Orientasi ke muka
9) Nilai meningkatkan taraf hidup
b. Faktor-faktor yang menghambat jalannya proses perubahan
1) Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain
2) Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
3) Sikap masyarakat yang tradisionalistis
4) Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interest
5) Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
6) Prasangka terhadap hal-hal yang baru/asing
7) Hambatan ideologis
8) Kebiasaan
9) Nilai pasrah

2.5 Proses Perubahan Sosial

Perubahan sosial dapat terjadi melalui beberapa proses yaitu difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi.
1. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan (ide-ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya) dari individu kepada individu lain, dari satu golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dari pengertian tersebut dapat dibedakan dua macam difusi, yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.
a. Difusi intramasyarakat ( intrasociety diffusion ), yaitu difusi unsur kebudayaan antarindividu atau golongan dalam suatu masyarakat. Difusi intramasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.
1) Adanya suatu pengakuan bahwa unsur baru tersebut mempunyai banyak kegunaan.
2) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi diterima atau tidaknya unsur yang lain.
3) Unsur baru yang berlawanan dengan unsur lama kemungkinan besar tidak akan diterima.
4) Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru tadi akan dengan mudah diterima atau tidak.
5) Pemimpin atau penguasa dapat membatasi proses difusi tersebut.
b. Difusi antarmasyarakat ( intersociety diffusion ), yaitu difusi unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Faktor-faktor yang memengaruhi difusi antarmasyarakat adalah sebagai berikut.
1) Adanya kontak antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
2) Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat penemuan baru tersebut.
3) Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut.
4) Ada tidaknya unsur kebudayaan lain yang menyaingi unsur penemuan baru tersebut.
5) Peranan masyarakat dalam menyebarkan penemuan baru tersebut.
6) Paksaan untuk menerima unsur baru tersebut.

Mengenai masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat dapat terjadi melalui perembesan secara damai, perembesan dengan kekerasan, dan simbiotik.
a. Perembesan damai ( penetration passifique ), yaitu masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat tanpa kekerasan dan paksaan, namun justru mengakibatkan masyarakat yang menerima semakin maju. Contohnya masuknya internet ke sekolah-sekolah.
b. Perembesan dengan kekerasan ( penetration violente ), yaitu masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat yang diwarnai dengan kekerasan dan paksaan, sehingga merusak kebudayaan masyarakat penerima. Contohnya masuknya budaya asing pada masa penjajahan kolonial Belanda.
c. Simbiotik, yaitu proses masuknya unsur-unsur kebudayaan ke atau dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan. Ada tiga macam proses simbiotik, yaitu mutualistik, komensalistik, dan parasitistik.
1) Mutualistik, yaitu simbiose yang saling menguntungkan
2) Komensalistik, yaitu simbiose di mana satu pihak mendapatkan keuntungan, tetapi pihak lain tidak untung namun juga tidak rugi.
3) Parasitistik, yaitu simbiose di mana satu pihak mendapatkan keuntungan dan pihak lain menderita kerugian.

2. Akulturasi
Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya, tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan asli.
Proses akulturasi dapat berjalan sangat cepat atau lambat tergantung persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk. Apabila masuknya melalui proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu relatif lama. Sebaliknya, apabila masuknya melalui proses damai, akulturasi tersebut akan berlangsung relatif lebih cepat.
3. Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masingmasing berubah sifatnya yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya.
Asimilasi terjadi sebagai usaha untuk mengurangi perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat, proses asimilasi akan timbul apabila ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan saling berinteraksi secara langsung dan terusmenerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri.
4. Akomodasi
Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjuk terciptanya keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antarindividu dan kelompok-kelompok sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk kepada usaha-usaha manusia untuk meredakan pertentangan-pertentangan atau usaha-usaha untuk mencapai kestabilan interaksi sosial.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari beberapa penjelesan di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah sebuah kondisi yang berbeda dari sebelumnya. Beberapa bentuk perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat. Bila dilihat dari sisi maju dan mundurnya, maka bentuk perubahan sosial dapat dibedakan menjadi, yaitu:  Evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.Beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan sosial, yaitu: Perubahan struktur pola hubungan sosial, dimana perubahan pola hubungan antar individu menyebabkan adanya ketegangan sosial yang dapat berupa kompetisi atau konflik bahkan konflik terbuka atau kekerasan. Kompetisi atau konflik inilah yang mengakibatkan adanya perubahan melalui aksi sosial bersama untuk merubah norma dan nilai. Persebaran penduduk, dimana masyarakat heterogen yang mempunyai latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.
Sistem politik dan kekuasaan, dimana sejak era reformasi dan demokrasi, masyarakat menjadi lebih leluasa menyampaikan aspirasi dan keinginannya dalam memperlakukan lahan yang dimilikinya. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan sosial yang terjadi merupakan buah dari adanya perubahan pada sistem politik dan kekuasaan yang berlangsung selama era kemerdekaan. Dimana masyarakat lebih bisa menerima perubahan-perubahan sebagai bagian dari proses politik yang terjadi di negeri ini.
Hubungan keluarga atau kekerabatan juga dapat menjadi faktor yang turut mempengaruhi perubahan sosial. Hal ini dapat dilihat dari keluarga yang mengikuti trend (peradaban terbaru) sebagai akibat dari penyesuaian-penyesuaian terhadap gejala-gejala baru yang disebabkan oleh semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan keluarga modern yang relatif bisa menyesuaikan dengan perubahan sosial. Sistem status, dimana sejak reformasi masyarakat yang tadinya ada di kelas bawah saat ini sudah mampu menunjukkan eksistensinya di masyarakat. Mereka tidak lagi menjadi kelompok yang selalu berada pada posisi yang rendah tapi saat ini mereka dapat mengikuti pola pikir dan perilaku orang-orang yang selama ini memandangnya rendah.


DAFTAR PUSTAKA


Soekanto, Soerjono dan Budi Sulistyowati. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: PT. RajaGrafindo.
Amran, Ali. 2012. Dakwah dan Perubahan Sosial, Jurnal Dakwah, Vol. VI, No. 01,
Januari 2012: 68-86. (Diakses 24 November 2017 pukul 10.35 wib).
Marius, Jelamu Ardu. 2016. Perubahan Sosial. Jurnal Penyuluhan, Vol. 2, No. 2,
September 2006. (Diakses 24 November 2017 pukul 10.40 wib).
Mulyadi, Mohammad. 2015. Perubahan Sosial Masyarakat Agraris ke Masyarakat Industri dalam Pembangunan Masyarakat di Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Jurnal Bina Praja, Volume 7, Nomor 4, Desember 2015 : 311 -322. (Diakses 24 November 2017 pukul 10.38 wib).
http://Pengertian, Proses, dan Faktor Perubahan Sosial Budaya - Eduspensa.id.


SOSIOLOGI UMUM

UJIAN TENGAH SEMESTER
SOSIOLOGI UMUM

Nama                         : FEBI ANUGRAINI
NIM                             : 170321100067
Hari/Tanggal            : Selasa, 17 Oktober 2017

SOAL
1.    Dari beberapa tokoh sosiologi yang Anda ketahui, pilihlah minimal 3 orang tokoh yang paling Anda sukai kemudian jelaskan konsep sosiologi menurut Anda!
2.    Dari 4 agen sosialisasi, jelaskan agen sosialisasi apa yang paling berpengaruh terhadap tumbuh kembang Anda saat ini! Mengapa?
3.    Sebutkan dan jelaskan sebuah kebudayaan yang popular di tempat kalian berasal! (Jelaskan 5W+1H nya)
4.    Jelaskan proses tentang sebuah kebudayaan yang telah Anda sebutkan pada poin 3!
JAWABAN
1.     a. Menurut Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi mendefinisikan bahwa
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses
sosial termasuk perubahan sosial.
b. Menurut William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpendapat bahwa
sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan
hasilnya yaitu organisasi sosial.
c. Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1987:3), sosiologi merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat.
d. Brinkerhoft dan White (1989:4) berpendapat bahwa sosiologi merupakan
studi sistematik tentang interaksi sosial.
e. Petrim A. Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari :
- Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hokum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dan sebagainya).
- Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial (misalnya gejala geografis, biologis, dan sebagainya).
- Ciri-ciri umum daripada semua jenis gejala-gejala sosial.

Dari beberapa pendapat para tokoh sosiologi di atas, dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang keseluruhan  kehidupan masyarakat secara sistematis mulai dari struktur sosial, proses-proses sosial (hubungan sosial, interaksi sosial, dan tingkah laku sosial), gejala-gejala sosial yang ditimbulkan hingga terbentuknya suatu organisasi sosial.

2.  Saat ini, temanlah yang paling berpengaruh terhadap tumbuh kembang saya. Karena sehubungan dengan posisi saya yang sedang merantaumencari ilmu sehingga saya jauh dari lingkungan keluarga dan menjadikan saya tinggal bersama teman-teman saya saat ini. Apapun yang saya lakukan akan berhubungan dengan teman-teman saya. Dan pengaruh-pengaruh yang baik ataupun buruk akan saya dapatkan dalam hubungan dan interaksi dengan teman-teman saya yang mana mengharuskan saya untuk mampu menjaga diri dari pengaruh yang tidak diinginkan.

3.                                                                        Ludruk Jombangan
Ludruk merupakan kesenian drama tradisional yang berasal dari Jawa Timur yang diperagakan oleh sebuah kelompok kesenian yang ditampilkan di sebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan, dan lain sebagainya dengan diselingi lawakan dan diiringi musik gamelan. Ludruk dimainkan oleh laki-laki, meskipun ada yang berperan sebagai perempuan.
Ludruk jombangan muncul sebagai pengembangan dari kesenian rakyat Besutan (kebudayaan Jombang) yang berfungsi sebagai hiburan, pengungkapan suasana kehidupan masyarakat pendukungnya, dan sering juga dimanfaatkan sebagai penyalur kritik sosial. Dulu sering ditampilkan sebagai pembuka acara kepemerintahan Jombang, namun sekarang sudah tidak. Sekarang sering tampil hanya pada acara hajatan-hajatan masyarakat yang mengundang. Cirri khas dari ludruk jombangan adalah bahasa yang digunakan dengan logat jombangan asli sehingga mampu dipahami oleh masyarakat dengan mudah.
Pertunjukan kesenian ludruk jombangan dimulai dengan pembukaan. Kemudian penampilan tari Remo sebagai pengantar pembuka. Dilanjutkan dengan parikan atau pantun jawa. Lalu, para pemain tampil satu-satu untuk memperkenalkan diri dan memperkenalkan perannya dalam cerita yang akan ditampilkan. Seorang membacakan prolog cerita yang kemudian masuklah ke dalam cerita yang ditampilkan sesuai dengan tema yang telah disepakati sebelumnya dengan diselingi lelucon. Dan diakhiri dengan penutup.

4.    Informasi kesenian ludruk jombangan didapat dari kegiatan wawancara sebagai berikut :
§  Apa yang menjadi ciri khas dari kesenian ludruk jombangan dibandingkan dengan kesenian sejenis lainnya?
Ciri khasnya itu dari segi bahasa yang digunakan dan guyonan yang membahas kehidupan sehari-hari. Ludruk jombangan menggunakan logat bahasa lokal orang jombangan sendiri.
§  Siapa pencetus kesenian ludruk jombangan?
Menurut beberapa narasumber penggagas ludruk di Jombang adalah pak Gangsar, tokoh yang berasal dari desa Pandan, Jombang. Beliau mencetuskan pertama dalam bentuk ngamen dan jogetan dan seiring perkembangan selanjutnya disebut dengan ludruk. Sebelum ludruk juga ada sebutannya semacam kesenian besutan.
§  Kapan kesenian ludruk jombangan mulai merambah ke masyarakat?
Kesenian ludruk sudah dikenal masyarakat sejak sebelum merdeka, Namun ada sedikit perbedaan dengan ludruk yang sekarang. Dulu masih berbentuk ngamen, jogetan, dan sentilan-sentilan (kritik) terhadap para penjajah dan kebijakan pemerintah. Untuk  selanjutnya ditambahi dengan musik gamelan dan seorang sinden.
§  Dimana kesenian ludruk jombangan biasa ditampilkan?
Dulu, kesenian ludruk jombangan ini ditampilkan setiap awal acara khusus kepemerintahan. Akan tetapi sekarang sudah jarang bahkan tidak pernah ditampilkan lagi dalam acara-acara kepemerintahan. Kalau sekarang hanya ditampilkan di acara hajatan-hajatan masyarakat.
§  Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, mengapa kesenian ludruk jombangan masih bisa dikenal dikalangan masyarakat saat ini?
Kesenangan masyarakat Jombang terhadap lawakan atau candaan membuat ludruk jombangan masih dikenal di kalangan masyarakat. Meskipun zaman sudah modern dan cara para pemain berpenampilan masih tradisional atau khas jawa, lawakan dalam ludruk jombangan akan tetap mengikuti trendnya. Sehingga ludruk jombangan tidak akan dilupakan masyarakat Jombang khususnya dan tidak dipandang masyarakat sebagai kesenian yang kampungan.
§  Bagaimana cara berpenampilan para pemain dalam pertunjukan?
Mereka dalam berpenampilan disesuaikan dengan tema dan isi ceritanya yang kemudian dikemas dengan kekreatifan masing-masing pemeran sehingga menimbulkan kelucuan tersendiri. Properti yang digunakan juga menyesuaikan bahkan ada yang impromptu.
§  Bagaimana proses pertunjukan kesenian ludruk jombangan?
-       Awal acara yaitu pembukaan.
-       Kemudian penampilan tari Remo sebagai pengantar pembuka.
-       Dilanjutkan dengan parikan atau pantun jawa.
-       Lalu, para pemain tampil satu-satu untuk memperkenalkan diri dan memperkenalkan perannya dalam cerita yang akan ditampilkan.
-       Seorang membacakan prolog cerita yang kemudian masuklah ke dalam cerita yang ditampilkan sesuai dengan tema yang telah disepakati sebelumnya dengan diselingi lelucon.
-       Setelah rangkaian cerita berakhir kemudian penutup.
Dan dalam seluruh rangkaian pertunjukan tadi tidak luput dari iringan musik gamelan dan dengan nyanyian merdu seorang sinden.





Narasumber : Nur Kholiq, S.H.












Beliau adalah seorang kepala desa Sumber Sari, Megaluh, Jombang yang juga berkiprah dalam dunia pendidikan menjadi seorang guru di Madrasah Aliyah swasta di Jombang. Hobinya travelling sehingga tak heran pengetahuannya begitu luas terhadap kemasyarakatan termasuk budaya-budayanya.