Assalamualaikum, My name is Febi Anugraini. I am
from Jombang, East Java.
(170321100067_Perilaku Konsumen_Agribisnis_UTM)
Faktor Kebudayaan terhadap
Perilaku Konsumen
A. Budaya
1. Pengertian Budaya
Budaya merupakan suatu kepercayaan,
nilai-nilai dan kebiasaan yang dipelajari seseorang, yang dapat mengarahkan
seseorang tersebut dalam menggunakan suatu barang atau jasa. Kepercayaan,
nilai-nilai dan kebiasaan itu dapat muncul bila seseorang melakukan interaksi,
hubungan dan saling mempengaruhi dalam berperilaku. Unsur-unsur budaya antara
lain :
A. Nilai (Value)
Nilai adalah kepercayaan yang dianut
atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat.
Kepercayaan bersama atau norma kelompok yang telah diserap oleh individu.
1. Nilai-nilai umum (global values)
adalah nilai-nilai abstrak yang dapat digeneralisasikan pada berbagai konteks
perilaku. Global values merupakan nilai-nilai paling dasar dan bersifat umum. Nilai
umum ini relatif sama (dimiliki) oleh setiap orang, misalnya nilai-nilai
seseorang terhadap hak-hak individu, lingkungan hidup yang baik, pada umumnya
setiap orang memiliki pandangan yang relatif sama tentang hal ini.
2. Nilai-nilai pada bidang tertentu
(Domain specific values). Nilainilai pada bidang tertentu mengarahkan kita pada
perilaku tertentu dalam bidang/masalah tertentu. Untuk setiap bidang, seseorang
memiliki seperangkat nilai tertentu yang relevan untuk bidang itu, misalnya:
perilaku kita sebagai mahasiswa, perilaku keagamaan dsb. Misalnya yang beragama
Islam akan menghindari produk makanan yang mengandung babi.
3. Product Spesific Value tersebut dengan tambahan pengalaman
hidupnya, kemudian seseorang akan mengembangkan nilai-nilai pada produk
tertentu (product spesific value). Nilai secara kongkrit akan membentuk
criteria evaluatif pada diri individu dalam memilih produk yang akan dibelinya.
Misalnya orang yang
memiliki
domain spesific pada bidang ekonomi akan memperhatikan masalah efisiensi pada
setiap produk yang akan dibelinya.
B. Norma (Norm)
Norma adalah
kepercayaan yang dianut dengan consensus dari suatu kelompok sehubungan dengan
kaedah perilaku untuk anggota individual. Norma akan mengarahkan seseorang
tentang perilaku yang diterima dan yang tidak diterima. Norma adalah aturan
masyarakat tentang sikap baik dan buruk, tindakan yang boleh dan tidak boleh.
Norma terbagi dalam 2 macam :
1. Enacted Norm,
adalah norma yang disepakai berdasarkan aturan pemerintah dan ketatanegaraan,
biasanya berbentuk peraturan, undang-undang.
2. Cresive Norm,
yaitu norma yang ada dalam budaya dan bias dipahami dan dihayati, jika orang
tersebut berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang sama.
Ada 3 jenis cresive
norm:
a.
Kebiasaan adalah berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang
diterima secara budaya. Kebiasaan diturunkan dari generasi ke generasi.
Kebiasaan juga menyangkut berbagai jenis perayaan yang terus menerus dilakukan
secara rutin. Contoh : Kebiasaan daerah Manado, dalam setiap perayaan Paskah
terdapat tradisi membagikan telur Paskah sehingga secara otomatis meningkatkan
permintaan akan telur.
b.
Larangan adalahh berbagai bentuk kebiasaan yangmoral,
biasanya berbentuk tindakan yang tidak boleh dilakukan seseorang dalam suatu
masyarakat.mengandung aspek moral, biasanya berbentuk tindakan yang tidak boleh
dilakukan seseorang dalam suatu masyarakat. Pelanggaran terhadap larangan
tersebut mengakibatkan sangsi sosial. Contoh : Anak gadis tidak boleh makan
pepaya (daerah tertentu) sehingga mengurangi konsumsi pepaya, kalau berekreasi
ke laut Selatan dilarang menggunakan pakaian berwarna hijau yang berimplikasi
kepada pemasaran yaitu permintaan pakaian yang berwarna hijau disekitar laut
Selatan sedikit.
c.
Konvensi, menggambarkan norma dalam kehidupan
sehari-hari.konvensi menggambarkan bagaimana seseorang harus bertindak
sehari-hari, biasanya berkaitan dengan perilaku rutin yang dilakukan konsumen.
Contoh, minum teh/kopi dengan gula, makan bubur dengan sambal dsb.
C. Mitos
Mitos menggambarkan cerita atau
kepercayaan yang mengandung nilai dan idealisme bagi suatu masyarakat. Mitos
sering kali sulit dibuktikan kebenarannya.
D. Simbol
Simbol adalah segala sesuatu (benda,
nama, warna, konsep) yang memiliki arti penting lainnya (makna budaya yang
diinginkan) contoh : bendera warna kuning yang ditaruh di tepi jalan atau depan
rumah, symbol bahwa ada warga yang meninggal. Simbol MACAN pada produk biskuit
merek BISKUAT, memberikan inspirisi sebagai merek yang biskuit yang akan
memberikan energi dan kekuatan kepada konsumen.
Konsumen adalah makhluk sosial, yaitu
makhluk yang hidup bersama dengan orang lain, berinteraksi dengan sesamanya.
Orang-orang sekeliling inilah yang disebut sebagai lingkungan sosial konsumen.
Konsumen saling berinteraksi satu sama yang lain, saling mempengaruhi dalam
membentuk perilaku, kebiasaan, sikap, kepercayaan dan nilai-nilai yang dianggap
penting. Salah satunya unsur lingkungan sosial adalah budaya.
“Culture refers to a set of
values, idea, artifacts, and other meaningful symbols that help individuals
communicate, interpret, and evaluate as member of society” (Engel,
Blackwell dan Miniard, 1995). Budaya mengacu pada nilai, gagasan, artefak dan
symbol-simbol lain yang bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi,
melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya bukan
hanya yang bersifat abstrak, seperti nilai, pemikiran dan kepercayaan, Budaya
bisa berbentuk objek material, rumah, pakaian, kendaraan adalah contoh-contoh
produk yang bisa dianggap sebagai Budaya suatu masyarakat. Undang-undang,
makanan, minuman, musik, teknologi dan bahasa adalah beberapa contoh lain dari
budaya suatu masyarakat.
2. Pengaruh Budaya
Unsur-unsur budaya
tersebut dapat mempengaruhi pengkonsumsian suatu produk dan jasa, sebagai salah
satu contoh: pada saat panen raya, petani menggelar syukuran tanda keberhasilan
dalam berproduksi, sehingga konsumsi terhdap beras, daging dan sayur-sayuran
akan meningkat.
Demografi dan Sub
Budaya
Budaya
yang ada di dalam suatu masyarakat bisa dibagi lagi ke dalam beberapa bagian
yang lebih kecil. Inilah yang disebut dengan subbudaya. Sub-budaya bisa tumbuh
dari adanya kelompok-kelompok di dalam suatu masyarakat.
Unsur-unsur Sub Budaya dan Demografi
:
a.
Usia.
Merupakan hal yang penting untuk dipahami, karena konsumen yang berbeda usia
akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Siklus hidup seorang konsumen
akan ditentukan oleh usianya. Para pemasar harus memahami apa kebutuhan dari
konsumen dengan berbagai usia tersebut, kemudian membuat beragam produk yang
bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
b.
Pendidikan
dan pekerjaan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh
seorang konsumen. Profesi dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan
yang diterimanya. Pendapatan dan pendidikan tersebut kemudian akan mempengaruhi
proses keputusan dan pola konsumsi seseorang. Tingkat pendidikan seseorang juga
akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berpikir, cara pandang
bahkan persepsinya terhadap suatu masalah. Dari sisi pemasaran, semua konsumen
dengan tingkat pendidikan yang berbeda adalah konsumen potensial bagi semua
produk dan jasa. Pemasar harus memahami kebutuhan konsumen dengan tingkat
pendidikan yang berbeda, dan produk apa yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
- Lokasi
geografis. Dimana seorang konsumen tinggal akan
mempengaruhi pola konsumsinya. Konsumen yang tinggal di desa akan memiliki
akses terbatas kepada berbagai produk dan jasa. Sebaliknya, konsumen yang
tinggal di kota-kota besar lebih mudah memperoleh semua barang dan jasa
yang dibutuhkannya. Para pemasar harus memahami dimana konsumen tinggal
agar pemasar dapat memfokuskan kemana produknya akan dijual.
B. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian
masyarakat ke dalam kelaskelas yang berbeda atau strata yang berbeda. Perbedaan
kelas atau strata akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan,
pemilikan harta benda, gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut.
Perbedaan-perbedaan tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang atau
keluarga. Konsumen kelas menengah dan kelas atas biasanya berbelanja di Sogo,
sedangkan konsumen kelas bawah lebih banyak berbelanja di toko-toko yang
berlokasi di pasar tradisional.
Kelas sosial merupakan pembagian
anggota masyarakat ke dalam suatu hirarki status kelas sosial yang berbeda,
sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama
dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih
rendah. Pendekatan sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam
berbagai kategori yang luas, berikut ini :
- Ukuran Subyektif (Kelas Bawah,
MenengahBawah,Menengah-Atas,Atas)
- Ukuran Reputasi
- Ukuran Obyektif terdiri dari
Variabel Demografis atau Sosioekonomis (Pekerjaan, Pendidikan, penghasilan,
konsumsi, tabungan, hutang dan lain-lain)
Kelas sosial menunjukkan adanya
kelompok-kelompok yang secara umum mempunyai perbedaan dalam hal pendapatan,
gaya hidup dan kecenderungan konsumsi.
Kelas Sosial dapat ditentukan dari:
penting untuk menyampaikan prestise,
kehormatan dan respek.
anggotaan kelas, tidak hanya jumlah
pemilikan, tetapi sifat pilihan yang dibuat. Keputusan pemilikan yang
mencerminkan kelas sosial suatu keluarga adalah pilihan dimana untuk tinggal.
Pemilikan lainnya yang berfungsi sebagai indicator status sosial mencakup
keanggotaan dalam club, gaya perabot, jenis liburan, busana.
-kepercayaan bersama mengenai
bagaimana orang harus berperilaku menunjukkan kelas sosial dimana seseorang
termasuk di dalamnya. Setiap kelas sosial akan berbeda dalam
1.
Perilaku pengeluaran (spending behaviour)
2. Penggunaan produk
(produk usage): Jenis makanan, jenis pakaian.
3. Pemilihan Merk
(Brand choice): memiliki preferensi pada merek tertentu atau tidak
4. Perilaku
Berbelanja (shopping behaviour): tempat berbelanja, cara berbelanja
5. Ekspos Media
(Media ekspose): media yang dikonsumsi (jenis dan banyaknya).
Masing-masing
kelompok memperlihatkan nilai dan perilaku karakteristik yang berguna untuk
analisis konsumen dalam mendesain program pemasaran. Adalah perlu untuk
menganalisis pengenalan kebutuhan, proses pencarian, criteria evaluasi dan pola
pembelian dari berbagai kelas sosial untuk mencocokan produk dan komunikasi
secara tepat dengan kelas sosial.
Faktor-faktor yang menentukan kelas
sosial
A. Variabel ekonomi
1) Status pekerjaan
Prestasi yang diraih oeh seseorang
dalam pekerjaannya akan menentukan kelas sosial. Seorang dosen yang mendapat
nobel akan memiliki kelas sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosen
yang lain.
2) Pendapatan
Pendapatan akan menentukan daya beli
seseorang, yang selanjutya akan mempengaruhi pola konsumsinya. Semakin tinggi
pendapatan seseorang, maka akan semakin tinggi pula kelas sosialnya.
3) Harta benda
Pendapatan yang tinggi biasanya
diikuti oleh pemilikan harta benda yang banyak. Di pedesaan, pemilikan sawah,
kebun dan ternak merupakan simbol dari kelas sosial atas. Di perkotaan,
pemilikan rumah, kendaraan, perhiasan merupakan simbol dari kelas sosial atas.
B. Variabel interaksi
1) Prestis individu
Seseorang memiliki prestis pribadi
apabila ia dihormati oleh orang lain dan orang-orang disekelilingnya.
2) Asosiasi
Kelas sosial seseorang dapat
diketahui dengan mengidentifikasi dengan siapa ia berkomunikasi dan bergaul
dalam kehidupan sehari-hari.
3) Sosialisasi
Sebuah proses dimana seseorang
belajar berbagai keterampilan, membentuk sikap dan kebiasaan dalam menjalani
kehidupan masyarakat.
C. Variabel politik
1) Kekuasaan
Kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi dan memimpin orang lain
2) Kesadaran kelas
Kesadaran seseorang terhadap kelas
sosial dimana ia berada.
3) Mobilitas
Merupakan perubahan seseorang dari
kelas sosial satu ke kelas sosial yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar