Assalamu'alaikum, wr.wb.
Let's introduce me, My name is Febi Anugraini
I'm from Jombang, East Java.
Ilmu perilaku konsumen pada pertemuan ini akan membahas tentang kepribadian, pembelajaran, dan sikap. Pada dasarnya, perilaku konsumen adalah sama saja dengan perilaku manusia, karena konsumen kebanyakan adalah bersumber pada manusia. Sehingga kita harus mengetahui dan memahami sifat dasar manusia agar dapat menyesuaikan dengan sasaran konsumen seorang produsen.
A. Kepribadian
Kepribadian adalah karakteristik dinamik dan terorganisasi dari seorang individu yang mempengaruhi kognisi, motivasi, dan perilakunya. Setiap individu memiliki karakteristik kepribadian masing-masing. Perbedaan tersebut yang nantinya akan mempengaruhi perilaku individu tersebut. Berikut adalah teori-teori kepribadian :
1. Teori Freud
Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan yang tidak disadari atau dorongan dari dalam diri manusia, seperti dorongan seks dan kebutuhan biologis adalah inti dari motivasi dan kepribadian. Menurut Freud, manusia terdiri dari 3 unsur yang saling berinteraksi, yaitu
a. Id, aspek biologis dalam diri manusia yang ada sejak lahir, yang mendorong munculnya
kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, haus, nafsu seks, dan sebagainya. Unsur ini
akan melakukan prinsip kepuasan tanpa memperhatikan konsukuensi
dari perilakunya.
b. Superego,
adalah aspek psikologis pada diri manusia yang
menggambarkan sifat
manusia untuk tunduk dan patuh kepada norma-norma sosial,
etika dan nilai-nilai
masyarakat. Superego adalah kecenderungan sifat manusia
yang selalu ingin berbuat
baik sesuai dengan norma dan etika yang ada di
masyarakat, sehingga dapat menekan nafsu biologis (Id) pada diri manusia.
c. Ego, merupakan unsure yang bisa disadari dan dikontrol oleh manusia, dan
menjadi
penengah antara Id dan Superego. Dimana ego berusaha menyeimbangkan apa
yang
ingin dipenuhi oleh Id dan apa yang dituntut oleh Seperego. Contohnya :
(Id) dari lahir
manusia membutuhkan makanan enak, produsen bila menuruti
Superego-nya yaitu akan memproduksi makanan yang tidak memperhatikan kesehatan
(fat, non halal) namun ada
sisi baik dari produsen sehingga lebih memperhatikan
konsumen agar terhindar dari
penyakit dll (Ego).
2. Teori
Neo-Freud
Teori ini berbeda dengan teori Freud yang
menekankan dominannya peran insting dan seks atau faktor biologis dalam
pembentukan kepribadian manusia. Teori Neo-Freud disebut sebagai teori sosial
psikologi yang menekankan bahwa manusia berusaha untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat dan masyarakat membantu individu dalam memenuhi
kebutuhan dan tujuannya. Teori Neo-Freud menyatakan bahwa hubungansosial adalah
faktor dominan dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia. Para
tokoh teori sosial psikologi adalah Alfred Adler, Karen Horney, Harry Stack
Sullivan dan Fromm.
3. Teori Ciri (Trait Theory)
Toeri Freud dan Neo-Freud menggunakan pendekatan
kualitatif, teknik pengamatan (personal observation), pelaporan
pengalaman diri (self-reported) dan teknik proyeksi (projective
technique). Teori Ciri menggunakan pendekatan kuantitatif dalam mengukur
kepribadian konsumen. Trait adalah sifat atau karakteristik yang membedakan
antara satu individu dengan individu yang lain yang bersifat permanent dan
konsisten. Para pemasar menggunakan konsep
kepribadian untuk mengkomunikasikan produknya sehingga memiliki positioning sesuai
dengan kepribadian konsumen yang dituju.
Contoh : instrument untuk mengukur
kepribadian Ciri
1. Tidak setuju 2. netral 3. Setuju
Cara Mengukur Kepribadian
Ada
beberapa macam cara untuk mengukur atau menyelidiki kepribadian. Berikut ini
adalah beberapa diantaranya :
1. Observasi Direct
Observasi direk
berbeda dengan observasi biasa. Observasi direk mempunyai sasaran yang khusus ,
sedangkan observasi biasa mengamati seluruh tingkah laku subjek.
Ada tiga tipe metode
dalam observasi direk yaitu:
a. Time Sampling Method
Dalam time sampling
method, tiap-tiap subjek diselidiki pada periode waktu tertentu. Hal yang
diobservasi mungkin sekadar muncul tidaknya respons, atau aspek tertentu.
b. Incident Sampling Method
Dalam incident
sampling method, sampling dipilih dari berbagai tingkah laku dalam berbagai
situasi. Laporan observasinya mungkin berupa catatan-catatan dari Ibu tentang
anaknya, khusus pada waktu menangis, pada waktu mogok makan, dan sebgainya.
c. Metode Buku Harian Terkontrol
Metode ini dilakukan
dengan cara mencatat dalam buku harian tentang tingkah laku yang khusus hendak diselidiki
oleh yang bersangkutan sendiri.
2. Wawancara (Interview)
Dalam psikologi kepribadian, orang
mulai mengembangkan dua jenis wawancara, yakni:
a. Stress interview, digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang dapat bertahan terhadap
hal-hal yang dapat mengganggu emosinya dan juga untuk mengetahui seberapa lama
seseorang dapat kembali menyeimbangkan emosinya setelah tekanan-tekanan
ditiadakan.
b. Exhaustive Interview, merupakan cara interview yang berlangsung sangat lama; diselenggarakn non-stop.
Cara ini biasa digunakan untuk meneliti para tersangka dibidang kriminal dan
sebagai pemeriksaan taraf ketiga.
3. Tes proyektif
B. Pembelajaran
Pembelajaran konsumen adalah suatu proses
belajar yang dialami konsumen baik itu dari pengalaman penggunaan suatu
produk/jasa maupun hasil pemahaman si konsumen dari suatu media ( cetak ;
elektronik seperti TV, Radio, Internet, dsb ) sehingga terjadi perubahan
persepsi yang berujung pada tindakan konsumen. Proses belajar adalah salah satu tahapan penting
yang dilalui konsumen secara sadar maupun tidak sadar, dengan adanya
pembelajaran konsumen tersebut maka pemasar perlu memahami bagaimana, kapan,
dimana, dalam kondisi apa, konsumen itu mengalami proses belajar. Berikut adalah teori-teori pembelajaran:
1. Teori Deskriptif
dan Perspektif
Untuk membedakan
antara teori belajar dan teori pembelajaran bisa diamati dari posisional
teorinya, apakah berada pada tataran teori deskriptif atau perspektif. Bruner
(dalam Dageng 1989) mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah perspektif dan
teori belajar adalah deskriptif. Perspektif karena tujuan utama teori
pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan
teori belajar bersifat deskritif karena tujuan utama teori belajar adalah
menjelaskan proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan
aantara variable-variabel yang menentukan hasil belajar. Sedangkan teori
pembelajaran sebaliknya teori ini menaruh perhatian pada bagaimana seseorang
mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar.
Kelebihan teori ini,
· - lebih terkonsep sehingga siswa lebih
memahami materi yang akan disampaikan.
· - mendorong siswa untuk mencari sumber
pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam mengerjakan suatu tugas.
· - lebih sistematis sehingga memiliki arah dan
tujuan yang jelas.
· - banyak member motivasi agar terjadi proses
belajar.
· - mengoptimalisasikan kerja otak secara
maksimal.
Kekurangan teori ini,
· - kurang memperhatikan sisi psikologis siswa
dalam mendalami suatu materi.
· - membutuhkan waktu cukup lama
2. Teori Belajar
Behavioristik dan Penerapannya
Teori
belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang
dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui
rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon)
berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan
belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab
belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fifik
terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat da
kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).
Teori Behavioristik:
1. Mementingkan faktor lingkungan
2. Menekankan pada faktor bagian
3. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan
mempergunakan metode obyektif.
4. Sifatnya mekanis
5. Mementingkan masa lalu
C. Sikap
Pada prinsip-prinsip
pemasaran, sikap merupakan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang yang
secara konsisten menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau gagasan (Kotler
dan Amstrong, 1997:173). Sikap menempatkan orang pada kerangka berpikir tentang
menyukai atau tidak menyukai sesuatu, bergerak mendekat atau menjauh dari hal
itu. Sikap (attitude) adalah suatu
kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respon secara konsisten terhadap
suatu objek yang diberikan, seperti halnya suatu merk. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap antara lain:
a. Pengalaman Pribadi
b. Pengaruh Keluarga Dan
Teman-Teman
c. Direct Marketing
d. Media Masa
e. Karakteristik individu
Strategi mengubah sikap
konsumen, antara lain dengan cara :
1.
Mengubah Evaluasi Relatif Terhadap Atribut, diantaranya dengan cara menawarkan
produk dengan atribut berbeda dan penting.
2.
Mengubah Keyakinan Merk, salah satu caranya adalah mengklaim merk perusahaan
mempunyai kelebihan.
3. Menambah Atribut.
4.
Mengubah Sikap Secara Keseluruhan, antara lain dengan cara mengubah langsung
pada merk.
5. Mengubah keyakinan
mengenai merk pesaing, yaitu produsen memunculkan comparative advertising produknya,
dengan membandingkannya dengan produk pesaing.
STUDI KASUS
“Pengaruh Kualitas Produk Dan
Faktro Kepribadian Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Makanan Cepat Saji
Pada Konsumne Lazizaa Chiken Dan Pizza Malang.”
·
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kualitas produk dan faktor kepribadian secara simultan
terhadap keputusan pembelian makanan
cepat saji Lazizaa Chiken dan Pizza Malang.
·
Subjek Penelitian
Konsumen yang pernah melakukan pembelian
di Lazizaa chiken dan Pizza Malng
sebanyak 100 responden dengan teknik
pengambilan sampling incidental.
·
Metode Penelitian
Analisis
regresi
·
Hasil Dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda
diketahui bahwa variabel yang berpengaruh dominan dalam keputusan pembelian
adalah faktor kepribadian dengan nilai koefisiean 0,740 dibandingkan dengan
kualitas produk yang memiliki nilai koefisien sebesar 0,289.
Secara parsial kualitas produk berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen dan faktro kepribadian berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen pada Lizizaa Chiken dan Pizza karena banyak banyak responden yang
mengetahui bahwa produk Lazizaa mulai dari penampilan, porsi makanan, tekstrur,
aroma, tingkat kematangan dan rasa sangat baik sehingga konsumen merasa sangat
puas.
Secara simultan kualitas produk dan faktor
kepribadian berpengarauh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kualitas produk dan faktro kepribadian dapat mempengaruhi keputusan pembelian.